Menurut keterangan salah seorang guru, Nu’man, kejadian berawal setelah para siswa-siswi mengikuti upacara bendera pada pukul 7.30 WIB. Tiba-tiba selang dua jam, siswa-siswa sekolah tersebut berjatuhan pingsan. Dan karena pihak sekolah kewalahan, akhirnya siswa-siswi yang pingsan tersebut dibawa ke puskesmas Selopuro dan dirujuk ke RSUD Ngudi Waluyo Wlingi.
Sementara menurut salah seorang siswi yang pingsan, Sri Ajeng Komariah menuturkan, dirinya merasa mual, pusing dan langsung pingsan saat usai mengikuti upacara bendera. Sri Ajeng mengaku, ia memang tidak sarapan atau makan pagi sebelum berangkat sekolah.
Ke sebelas siswa-siswi yang pingsan itu terdiri dari 10 orang perempuan dan 1 orang laki-laki.
Daftar korban:
1. Mita Yulina Santi (VIII C)
2. Sri Ajeng Komariyah (VIII B)
3. Robiah (IX D)
4. Sahna (VII F)
5. Infan Dwi (VII D)
6. Amin N Mustapa (IX A)
7. Eka Z (VII D)
8. Adawiyah (IX D)
9. Isma Lutfiah (VIII E)
10. Riska (VIII E)
11. Berlyan (VIII E).
Sementara itu, keterangan dari rumah sakit, sekitar pukul 10.30, yang datang sebanyak empat siswa yang diantarkan pihak madrasah. Tak berapa lama, datang beberapa siswa lagi secara bergelombang hingga pukul 11.46. Total ada 11 siswa yang mendapatkan penanganan dari pihak rumah sakit untuk diketahui penyebab pingsan massal itu.
Hasil diagnosa, gejala yang dialami semua siswa rata-rata sama, yakni mual dan pusing. Dan tidak ada siswa yang berakibat batal dengan musibah itu. “Hanya satu yang memerlukan bantuan oksigen karena merasa sesak,” jelas Kasubbag Humas RSUD Ngudi Waluyo Lilik Sukesi.
Lanjutnya, informasi dari tim medis di Unit Gawat Darurat (UGD) yang menangani 11 siswa itu, mereka pingsan (sinkob) karena kepanasan (exhausen). Dan dari hasil penanganan, sekitar 30 menit usai penanganan, semua siswa sudah menunjukkan kondisi yang membaik. Baru sekitar pukul 13.30, satu persatu siswa sudah diizinkan pulang, karena kondisi sudah membaik dan ditangani dengan rawat jalan. (wh/blt)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar