Senin, 03 Oktober 2011

Kejahatan Akibat Facebook Meningkat 346%

LONDON - Laporan kasus kriminal yang melibatkan Facebook meningkat sebesar 346 persen di tahun ini. Demikian hasil laporan investigasi tim kepolisian Nottingham, Inggris.

Dalam laporannya, tim kepolisian menyebutkan terjadi peningkatan tajam kasus kejahatan Facebook sejak April 2009 hingga Februari tahun ini.

Dalam rekaman data mereka, ada sekira 13 laporan kasus kejahatan Facebook antara April 2008 hingga Maret 2009. Pada 11 bulan berikutnya, jumlah ini melonjak menjadi 58 kasus.

Angka ini turut pula melipatgandakan jumlah pelaku yang dihukum akibat perbuatan kriminal melalui Facebook menjadi enam orang, dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya tiga orang.

Diberitakan Telegraph, tindak cyber bullying merupakan kejahatan lewat Facebook yang paling sering dilaporkan di tahun lalu. "Untuk kejahatan yang melibatkan komunikasi, Facebook hanyalah sebuah cara komunikasi," kata DS Parsonage yang mengatur unit kejahatan digital di kepolisian Nottingham.

Menurutnya, secara esensi Facebook tidak jauh berbeda dengan bagian internet lainnya. Namun seiring dengan kian berkembangnya kejahatan melalui situs jejaring sosial, pengguna semakin waspada dan berhati-hati dalam mengatur privasi agar tidak mengundang penjahat untuk memangsa mereka.

"Kita tidak tahu bagian mana dari Facebook yang berperan dalam tindak kejahatan. Yang kita tahu, pada poin tertentu pada setiap kasus kejahatan saat ini selalu melibatkan Facebook," tandasnya.

Jika dipikir, Facebook memanglah ladang yang subur bagi penjahat cyber untuk mencari korban. Empat ribu varian virus Koobface juga siap menginfeksi korbannya, jika tidak hati-hati.

Dua tahun lalu, situs jejaring sosial MySpace milik News Corp adalah tempat paling popular bagi penjahat cyber untuk mengail korbannya. Pakar keamanan sudah menduga user Facebook yang naik drastis dari 120 juta di Desember 2008, menjadi lebih dari 200 juta pada saat ini bakal menarik penjahat.

"Facebook saat ini sedang menjadi trend. Penjahat pergi kemana orang pergi. Selalu begitu," kata Mary Landesman, peneliti senior di perusahaan keamanan web ScanSafe.

Kejahatan cybercrime telah menyebabkan kerugian bagi perusahaan maupun individu hingga miliaran dolar. Facebook yang popular, tak akan dilewatkan begitu saja oleh penjahat cyber, dan menjadikannya sebagai ladang untuk menyebar penipuan dan mengeksplotasi korban tak berdosa.

Penjahat mencari korban dengan menguasai akun tertentu, melalui berbagai cara sehingga user tidak sadar telah menyerahkan passwordnya. Melalui akun itu, penjahat kemudian memposting pesan layaknya dari teman yang dikenal.

Untuk mendapat korban lebih banyak, penjahat mengirim spam agar calon korban yang baru mengujungi situs pencuri informasi pribadi serta situs penyebar virus.

Facebook menangani keamanannya dari kantor pusatnya di Palo Alto California. Perusahaan ini bekerja keras memfilter spam dan software berbahaya yang membidik membernya.

Jubir Facebook Simon Axten mengatakan, meskipun jumlah user terus naik, tapi persentase serangan yang sukses tidak naik. Selama lima tahun terakhir, serangan hanya kurang dari 1% dari total member.

Sebagai perbandingan data FBI menunjukkan sekitar 3% pendapatan rumah tangga AS dirampok pada 2005. "Keamanan adalah balapan kekuatan, kami terus memperbarui system dan membangun sistem baru untuk mengatasi ancaman baru," kata Axten.

Facebook memiliki sistem jika aktivitas kriminal terdeteksi, secara otomatis mencari pola yang sama dan menghapus email berbahaya. Facebook juga melakukan reset password jika akun dikuasai oleh pihak lain.

Salah satu ancaman yang paling nyata adalah Koobface. Virus ini bisa mengambil alih PC korbannya hanya dengan mengklik email spam. Virus ini telah memanaskan MySpace setahun lalu, dan pembuatnya kini fokus menyebarkannya lewat Facebook.

McAfee pembuat software keamanan terbesar kedua di dunia mengatakan varian Koobface melonjak empat kali lipat menjadi 4.000 macam bulan lalu. "Karena Facebook sistem tertutup, jadi kami kami memiliki keuntungan. Sekali kami mendeteksi pesan spam, kami bisa menghapus semua pesan yang ada di inbox di seluruh situs," kata peneliti McAfee Craig Schmugar.

Masalah keamanan di Facebook itu bukan main-main. Situs fbhive.com baru-baru ini merilis permasalahan pada Facebook di mana informasi pribadi user bisa ditampikan hanya dengan teknik hacking sederhana. Setelah pengumuman itu, Facebook segera membenahinya.

Pekan lalu, Yale University juga mengingatkan mahasiswanya untuk berhati-hati saat menggunakan Facebook. Hal itu setelah beberapa laptop terinfeski malware karena akses ke Facebook.

Yang perlu diingat pengguna Facebook harus terus waspada saat menggunakan Facebook dan bertanggung jawab atas keamanannya sendiri. "Kami berusaha sebaik mungkin agar Facebook aman, tapi kami tidak bisa menjamin itu," ingat Facebook di syarat dan ketentuannya yang dipastikan sebagian besar member tidak pernah memperhatikannya.

Sumber: www.suaramedia.com

Tidak ada komentar: