The One - “Reog Bulkio” mungkin kata
itu masih terasa asing saat pertama kali kita mendengarnya, memang tak banyak orang yang tahu tentang
kesenian tari perang yang berkembang di wilayah bagian utara kabupaten blitar
jawa timur itu, karena selama ini jika kita mendengar kata reog pasti pikiran
kita tertuju ke ponorogo.
Keberadaan Reog Bulkio sendiri berawal
dari pelarian prajurit Pangeran Diponegoro ke wilayah kabupaten blitar sekitar
tahun 1825 lalu. Dimana saat itu tujuh prajurit Pangeran Diponegoro asal
Bojonegoro yang melarikan ke Desa Kemloko Kecamatan Nglegok, setelah pimpinan
mereka ditangkap oleh Belanda. Ketujuh prajurit tersebut akhirnya menetap di Desa
Kemloko sambil menunggu kejelasan kabar dari pimpinan mereka.
Dan, dalam masa penantian itulah untuk
menghilangkan rasa jenuh dan juga untuk tetap mempertahankan kemampuan mereka
dalam berperang, akhirnya mereka berinisiatif menciptakan sebuah tarian yang diadopsi dari gerakan dalam latihan berperang,
yang kemudian di beri nama Reog Bulkio dan terus dimainkan secara turun temurun
hingga saat ini.
Sementara untuk saat ini, kesenian
tersebut masih terus di lestarikan oleh warga Kemloko, yang di pimpin oleh Supangi,
78, warga RT 03/01Dusun/ Desa Kemloko, Kecamatan Nglegok. Beliau merupakan keturunan
ketiga dari alm. Mustar, salah satu prajurit pangeran diponegoro yang menetap
di Blitar.
Dalam pakemnya, tarian dalam Reog
Bulkio terbagi menjadi tiga bagian, yakni penari, pemukul alat musik, dan pembawa
panji (dalang). Mereka berjumlah 14 orang, yang terdiri sembilan penari, empat
pemukul alat musik dan satu orang dalang yang menceritakan kisah peperangan
antara Islam dan kaum kafir. Sedangkan gerakan tarian sejak dulu memiliki empat
jenis, mulai lincak gagak, rubuh-rubuh gedang, untir-untir, dan perang.
Untuk mengetahui lengkap permainnya,
silahkan sedot aja videonya DISINI.
2 komentar:
betul, kirain kalo reog itu hanya dari ponorogo
Saya sangat tertarik dan ingin memahami lebih dalam reog Bulkio .
Posting Komentar